10
2.2.1 Area-area Dalam Kesiapan Menikah
Terdapat beberapa area dalam kesiapan menikah yang dian ggap penting
untuk diukur. Beberapa area tersebut merupakan area-area yang diukur dalam
Inventori Kesiapan Menikah. Alat ukur ini telah menambahkan aspek-aspek dari
kesiapan menikah dari hasil penelitian sebelumnya yang belum tercakup dalam
inventori. Ketujuh area ini dihasilkan dari hasil studi literatur pada beberapa
tokoh seperti Holman, Larson, Duvall, Fowers, Stathman, dan Hiebert, yang
kemudian disesuaikan lagi den gan kondisi di Indonesia melalui wawancara,
observasi, mengenai melihat hal-hal ap a saja yang paling sering memicu
perceraian dalam rumah tangga, sehingga perlu dipersiapkan sebelum memasuki
jenjang pernikahan. Adapun ketujuh area kesiapan menikah yang dimaksud
adalah (Holman & Li, 1997 dalam Mahmuda, 2012):
1. Komunikasi. Komunikasi yang efektif melibatkan kemampuan untuk
bertukar id e, fakta, perasaan, sikap, dan keper cayaan agar pesan yang
disampaikan sampai dan diinterpretasikan den gan tepat oleh lawan
bicara dan seb aliknya. Hasil penelitian menunjukan bahwa
komunikasi yang baik merupakan salah satu syarat dalam pernikahan
yang sukses (Robinson dan Blanton, dalam DeGenova, 2008).
Terkait dengan area kesiapan menikah, area ini mengukur
kemampuan individu untuk mengekspresikan ide dan perasaanya
kepada pasan gan, serta mendengarkan pesan yang disampaikan oleh
pasangan. Aspek yang diukur dalam area ini adalah keterbukaan,
kejujuran, serta kepercayaan pada pasangan, empati, dan
keterampilan mendengarkan.
2. Keuangan. Area ini b erkaitan d engan b erbagai hal mengenai
pengaturan kondisi ekonomi rumah tangga. Masalah yang berkaitan
dengan ekonomi memang menjadi suatu hal yang penting dalam
kehidupan rumah tangga, dimana kebutuhan hidup dari masing-
masing anggota keluar ga seperti keperluan rumah, biaya transportasi,
makanan, kesehatan, rekreasi, pendidikan dan kebutuhan lainnya
diharapkan dapat terpen uhi (DeGenova, 2008). Aspek-aspek yang
|