30
2. Habitual Buyer (Pembeli yang berdasarkan kebiasaan)
Pembeli yang berada dalam tingkat lo yalitas ini, dapat
dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek produk yang
dikonsumsinya atau setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpu asan
dalam mengonsumsi merek produk tersebut. Pada tingkatan ini, pada
dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk menciptakan keinginan
untuk membeli produk yang lain atau berpindah merek terutama ketika
peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya, maupun sebagai
pengorbanan lain. Dap at disimpulkan bahwa, pembeli ini dalam memilih
suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.
3. Satisfied Buyer (Pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas
bila mereka mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin
saja merek memindahkan pembelinya ke merek lain dengan menanggung
switching cost (biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang, atau
resiko, kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih mer ek.
Untuk dapat menarik minat para pembeli yang masuk dalam tingkat
loyalitas ini maka para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang
harus ditan ggun g oleh pembeli yang masuk dalam kategori ini dengan
menawarkan berbagai manfaat yang cukup besar kompensasinya
(switching cost loyal).
4. Liking The Brand (Pembeli yang menyukai merek)
Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan
pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut.Pada tingkatan
ini, dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa suka
pembeli bisa saja disadari oleh asosiasi yang terkait dengan symbol,
rangkaian, pengalaman dalam penggunaan sebelumn ya baik yang dialami
pribadi maupun oleh karena kerabatnya ataupun disebabkan oleh
perceived quality yang tinggi. Meskipun demikian, seringkali rasa suka
ini merupakan suatu perasaan yang sulit diidentifikasi dan ditelusuri
dengan cermat untuk dikategorikan dalam sesuatu yang spesifik.
|