![]() 18
Penstrukturan (structuration) dalam kelompok dideskripsikan sebagai
proses di mana sistem diproduksi dan direproduksi melalui pemakaian aturan dan
sumber daya oleh anggota-anggota. Penstrukturan memungkinkan orang untuk
memahami pola-pola perilaku mereka-struktur dari sistem sosial mereka. Poole et al.
dalam West & Turner menyimpulkan bahwa kunci untuk memahami kelompok
adalah melalui analisis dari struktur yang mendasari mereka. aturan dan sumber daya
untuk komunikasi biasanya dipelajari melalui organisasi itu sendiri dan juga dari
pengalaman masa lalu dan aturan pribadi anggota-anggotanya. Aturan-aturan dan
sumber daya ini ditekankan kembali sebagai hasil dari penerapan atau penggunaan
mereka; kelompok ini mungkin akan memutuskan untuk membiarkan mereka tetap
dalam format yang sama atau mengubah mereka untuk memenuhi perubahan
kebutuhan dalam kelompok. Asumsi dasar dan Elemen yang terkandung dalam Teori
Penstrukturan Adaptif yang mengarahkan teori ini.
2.2.1.1 Elemen Teori Penstrukturan Adaptif
Dalam Teori Penstrukturan Adaptif terdapat tiga elemen yang terkandung di
dalamnya, yaitu, agensi dan reflektivitas, dualitas struktur, dan integrasi sosial.
2.2.1.1.1 Elemen 1: Agensi dan Refleksivitas
Teori Penstrukturan Adaptif didasarkan pada pemikiran sederhana bahwa
kegiatan manusia merupakan sumber yang menciptakan dan menciptakan kembali
lingkungan sosial di mana kita berada. Oleh karena itu, agensi (agency) didefinisikan
sebagai perilaku atau kegiatan tertentu yang dilakukan manusia dan yang diarahkan
oleh aturan dan konteks di mana interaksi itu terjadi. Agen (Agent) merujuk pada
orang yang terlibat dalam perilaku-perilaku ini.
Teori Penstrukturan Adaptif menyatakan bahwa kelompok dan organisasi
terlibat di dalam proses refleksivitas. Reflektivitas (reflexivity) pada dasarnya
merujuk pada kemampuan para actor untuk memonitor tindakan-tindakan dan
perilaku mereka. sebagian besar dari reflesivitas didasarkan pada aturan
dan
pengalaman di masa lalu yan g dimiliki oleh seorang agen. Oleh karenanya, agen
memiliki tingkat kesadaran mengenai perilakunya dan dapat menjelaskan mengapa
sebuah perilaku tertentu dipilih dibandingkan yang lain.
Kesadaran ini dapat terjadi dalam dua level. Kesadaran diskursif (discursive
consciousness) merujuk pada kemampuan dari seseorang untuk menyatakan
For ma t t e d: No rma l, In d en t: L eft: 0 cm, Li n e s p a
ng : 1. 5
li ne s , T ab s to ps : 1. 2 5 cm, Le ft
|