Kontribusi Metode Narasi
Di dalam tulisannya, Webster dan Metrova (2007), menyataka n dua
kontribusi metode na rasi di dalam penelitian ilmu-ilmu sosial. Pertama, metode
narasi membantu menegaskan sejarah dari kesadaran manusia. Metode nara si
menganalisis cerita yang dituturkan ma upun yang didengarkan ora ng sedari ia kecil.
Namun, cerita tidak hanya membentuk manusia individual, tetapi juga manusia
sebagai keseluruhan, yakni manusia sebagai spesies. Cerita (na rasi) terkait dengan
perkembangan manusia sebagai mahluk yang mampu berpikir. Ada banyak sekali
c erita terkait dengan penemuan-penemuan yang sangat menentukan peradaban
manusia, se perti di dalam filsafat, seni, ilmu pengetahuan, dan praktek politik-
e konomi-budaya. Di dalam cerita-cerita itu terkandung pemikiran dan nilai-nilai
yang diajarkan oleh para pemikir terbesa r se panjang sejarah, seperti Hegel, Kant,
Plato, Aristoteles, Marx, dan sebagainya. Ini a dalah cerita mengenai perkembangan
kesadaran manusia sebagai mahluk berpikir. Perkembangan yang tidak hanya
memiliki sisi positif, tetapi juga sisi negatif, se perti perang, wabah, bencana alam,
dan sebagainya.
Kedua, pada level individual, menurut Webster dan Metrova (2007), cerita
a dalah cerminan dari pribadi personal setiap orang. Di dalam cerita terkandung
sejarah dan ingatan tentang masa kecil, remaja, dewasa, sampai masa tua seseorang.
Kita bisa dengan mudah menemukan cerita-cerita semacam ini di da lam buku-buku
biografi, autobiografi, studi kasus, dan sebagainya. Di dalam filsafat pendidikannya,
John Dewey menggunakan narasi (cerita) sebagai titik tola knya. Baginya cerita
memiliki pengaruh besar di dalam perkemba ngan kesadaran diri manusia. Tidak
hanya itu ba ginya, masyarakat manusia pada umumnya berkembang dengan berpijak
pada tradisi oral (tutur cerita ) yang sangat mengedepankan pendidikan melalui cerita.
Maka dari itu cerita memiliki peran yang sangat penting di dalam pembentukan cara
berpikir dan karakter manusia.
Di dalam masyarakat yang memiliki tradisi oral yang sangat kuat, narasi
memiliki peran penting di dalam proses pe ndidikan nilai. Tidak hanya itu narasi juga
membentuk dimensi intelektual dan praktis dari orang-orang yang hidup di
|