yang secara etimologis b erasal dari kata uman yang bermakna sisa
atau akhir. Jadi menurut pandangan hidup kami, sebaiknya sebuah
keluarga memiliki tiga anak saja. Setalah beranak tiga, kita
disarankan untuk lebih bijaksana. Namun zaman dahulu, obat
herbal tradisional kurang efektif untuk mencegah kehamilan, coitus
interruptus tidak layak diandalkan, dan aborsi selalu dipandang jahat,
sehingga sepasang suami
istri mungkin saja memiliki lebih dari tiga
anak
4. Anak keempat : diawali dengan sebutan Ketut, yang merupakan
serapan ke + tuut ngetut yang bermakna mengikuti men gikuti
atau mengekor. Ada juga yang mengkaitkan den gan kata kuno Kitut
yang berarti sebuah pisang kecil di ujung terluar dari sesisir pisang.
Ia adalah anak bonus yang tersayang. Karena program KB yan g
dianjurkan pemerintah, semakin sedikit orang Bali yan g bertitel
Ketut. Itu sebabnya ada kekhawatiran dari sementara orang Bali
akan punahnya sebutan kesayangan ini.
Tidak jelas benar, kapan tadisi pemberian nama depan ini mulai
muncul di Bali. Yang pasti,
menurut pakar linguistik dari Fakultas
Sastra, Universitas Udayana, Prof. Dr. I Wayan Jendra, S.U. nama
depan itu ditemukan muncul pada abad ke-14 yang dipakai oleh raja
Gelgel saat itu ber gelar Dalem Ketut Kresna Kepakisan yang kemudian
dilanjutkan putranya, DalemKetut Ngulesir. Dalem Ketut Kresna
Kepakisan merupakan p utra keempat dari Sri Kresna Kepakisan yang
dinobatkan mahapatih Majapahit, Gajah Mada, sebagai penguasa
perpanjan gan tan gan Majapahit di Bali.
Namun, Jendra belum berani memastikan apak ah hal itu berarti
tradisi pemberian nama depan itu sebagai pengaruh Majapahit atau
bukan. Yang jelas, hal ini terpelihara sebagai tradisi yang cukup lama.
Masyarak at Bali hingga akhir ab ad XX masih tunduk men ggunakannya
hingga akhirnya menjadi semacam ciri khas untuk membedakan oran g
Bali dengan orang luar Bali, sebelum akhirnya secara perlahan mulai
bergeser, tidak lagi ditaati
secara ketat oleh orang Bali. Pen gingkaran
ini sejatinya telah dimulai ketika nama-nama pokok yang men gikuti
nama depan orang Bali juga mulai bergeser.
|