Tahap selanjutnya adalah verifikasi oleh klien, klien mencoba menjalankan program
untuk menguji ap akah sistem tersebut telah sesuai dengan kontrak yang telah
disetujui.
Tahap akhir adalah pemeliharaan yang termasuk diantaranya instalasi dan proses
perbaikan sistem sesuai kontrak, jika mungkin ada sesuatu yang perlu ditambahkan
(update).
2.7.2. Manfaat Metode Waterfall
Keunggulan model pendekatan pengembangan software dengan metode
waterfall adalah pencerminan kepraktisan rekayasa, yang membuat kualitas software
tetap terjaga kar ena pengemban gannya yang terstruktur dan terawasi. Disisi lain
model ini merupakan jenis model yang bersifat dokumen lengkap, sehingga proses
pemeliharaan dapat dilak ukan dengan mudah. Akan tetapi dikarenakan dokumentasi
yang lengkap dan sangat teknis, membuat pihak klien sulit membaca dokumen yan g
berujung pada sulitnya komunikasi antar pengembang dan klien. Dokumentasi kode
program yang lengkap juga secar a tak langsung menghapus ketergantungan
pengembang terhadap pemrogram yang keluar dari tim pengembang. Hal ini sangat
menguntungkan bagi pihak pengembang dikarenakan proses pengembangan
perangkat lunak tetap dapat dilanjutkan tanpa bergantun g p ada pemrogram tertentu.
2.7.3. Kelemahan Metode Waterfall
Kelemahan pengembangan softwar e dengan metode waterfall yang utama adalah
lambatnya proses pen gembangan perangkat lunak. Dikarenakan prosesnya yang satu
persatu dan tidak bisa diloncat-loncat menjadikan model klasik ini sangat memakan
waktu dalam pen gembangannya. Disisi lain, pihak klien tidak dapat mencoba sistem
sebelum sistem benar-benar selesai pembuatannya. Kelemahan yang lain adalah
kinerja personil yang tidak optimal dan efisien karena terdapat proses menunggu
suatu tahapan selesai terlebih dahulu.
Secara k eseluruhan model pendekatan pengembangan software dengan metode
waterfall cocok untuk pengembangan software atau perangkat lunak dengan tingkat
resiko yang kecil, dan memiliki ukuran yang kecil serta waktu pengembangan yan g
|