![]() 28
Biasanya
waktu kegiatan dapat dipercepat atau diperpendek dengan
cara
menambah sumber daya lebih (contoh: perlatan, karyawan) pada kegiatan tersebut.
Karenanya sangat logis jika suatu proyek yang waktu pengerjaannya lebih cepat akan
mendapatkan biaya crash yang lebih mahal dibandingkan dengan biaya normal.
Dengan demikian pula biaya crashing
sebuah kegiatan bergantung pada sifat
kegiatan tersebut, sebagai contoh: jika sebuah tuangan perlu dipanaskan dalam
sebuah tungku pembakaran selama 48 jam, penambahan sumber daya lain tidak akan
membantu memperpendek waktu. Sedangkan kebalikannya, kita mungkin dapat
memperpendek beberapa kegiatan secara drastis (contoh: mempuat kerangka rumah
dalam 3 hari, dibandingkan 10 hari dengan menggunkan pekerja tiga kali lipat). Para
manajer biasanya lebih menyukai mempercepat sebuah proyek dengan biaya
tambahan yang paling sedikit. Karenanya, ketika memilih kegiatan manayang akan
dilakukan crash, dan seberapa banyak, kita harus memastikan hal berikut:
1.
Jumlah yang diperbolehkan pada sebuah kegiatan untuk dilaukan crash
2.
Secara bersamaan, jangka waktu kegiatan yang diperpendek menjadikan kita
dapat menyelesaikan proyek pada batas waktunya
3.
Biaya total crashing sekecil mungkin.
2.6.2. Langkah dalam Crashing sebuah Proyek
Menurut Heizer dan Render (2004,
101)
langkah-langkah dalam crashing
sebuah proyek adalah sebagai berikut:
1.
Langkah pertama:
Hitung
biaya crash
per minggu (atau satuan waktu lain) untuk setiap kegiatan
dalam jaringan. Jika biaya crash linear menurut waktu, maka rumus berikut dapat
digunakan:
2.
Langkah kedua:
Dengan menggunakan waktu kegiatan sekarang, temukan jalur kritis pada
jaringan proyek.
3.
Langkah ketiga:
|