36
dan karyawan yang bersangkutan adalah gaya yang paling disukai oleh
karyawan dan ini akan memotivasi karyawan terhadap peningkatan kinerja
dan dengan demikian tujuan perusahaan dapat dicapai secara optimal.
2.2.3
Hubungan Antara Variabel Lingkungan Kerja (X2) dan Kinerja
Karyawan (Z)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Nina Munira Naharuddin dan
Mohammad Sadegi (2013) pada karyawan Mizayu Malaysia Sdn. Bhd. Head-
Quarters, Stamping Plant, dan
Tooling Plants menyatakan bahwa
faktor
lingkungan kerja memainkan peran penting terhadap kinerja karyawan.
Faktor lingkungan tempat kerja memberikan dampak besar kepada karyawan
baik terhadap hasil negatif atau hasil positif. ketika karyawan secara fisik dan
emosional memiliki keinginan untuk kerja, maka hasil kinerja mereka akan
meningkat. Selain itu, mereka juga menyatakan bahwa dengan memiliki
lingkungan tempat kerja yang tepat, hal ini membantu dalam mengurangi
jumlah ketidakhadiran dan dengan demikian dapat meningkatkan kinerja
karyawan yang akan mengarah ke meningkatnya jumlah produktivitas di
tempat kerja. Ada beberapa hal positif yang
mempengaruhi ketika
menerapkan lingkungan kerja yang tepat strategi seperti desain mesin, desain
pekerjaan, lingkungan dan desain pada fasilitas yang ada di perusahaan atau
organisasi tersebut. Namun berbeda hal nya dengan penelitian yang dilakukan
oleh Emmanuel Majekodunmi Ajala (2012) pada pemerintahan di Ondo State
yang melibatkan 3 sektor yaitu pada Electricity Board, Waste Disposal
Board, dan
Hospital Manajemen Board
yang menyatakan bahwa lingkungan
kerja yang kondusif yang dapat membantu pelaksanaan pekerjaan yaitu
melihat pada adanya pencahayaan yang memadai. Hal ini akan
mempengaruhi keselamatan kerja dan mengurangi premi asuransi bagi
karyawan.
2.2.4 Hubungan Antara Variabel Pelatihan (X1) dan Motivasi (Y)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sadaf Zahra, dkk (2014) mengenai
pelatihan terhadap motivasi pada sektor industri menyatakan bahwa Pelatihan
karyawan adalah metode yang paling cocok untuk memodifikasi dan
mengelola keterampilan tenaga kerja sesuai dengan tujuan organisasi dan
untuk meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Organisasi kinerja
selalu tergantung pada kinerja karyawan, sehingga pelatihan juga memainkan
|