![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() Kerangka Berpikir
Dengan berkembangnya dunia periklanan, hampir semua acara yang
ditayangkan oleh televisi swasta padat dengan iklan. Sekali break bisa 10 jenis iklan
dimunculkan (Hartanto, 2000). Di Indonesia sendiri, jumlah penduduk usia 5-14
tahun pada perkiraan sampai tahun 2015 adalah 46,425 juta orang (BAPPENAS,
2013). Kemudian data tahun 2006, Nielsen media research mendapatkan bahwa
anak-anak usia 2-11 tahun menonton 8,54 jam acara untuk anak-anak setiap
minggunya dan 5,68 jam acara umum. Hasil ini naik 17,1% dari tahun sebelumnya.
Iklan dalam televisi disertakan didalam acara. Pertumbuhan belanja iklan di Indonesia
pada tahun 2012 juga mengalami peningkatan sebanyak 20% dari tahun sebelumnya.
Televisi masih mendominasi pangsa iklan dengan kisaran sebesar 64% dari total
belanja iklan. Buckingham (2009) mengatakan bahwa televisi masih menjadi salah
satu media utama yang digunakan produsen untuk mendapatkan perhatian anak.
Chan (2003) mengatakan bahwa iklan pada masa sekarang ini sudah merasuk
kedalam hidup setiap individu termasuk anak, karena anak sebagai pasar dalam iklan
dianggap penting oleh para pengiklan (advertisers), hal itu disebabkan karena adanya
Perkembangan
Iklan yang Pesat
Anak sebagai
Target Market
Keterbatasan
Pemahaman Anak
Usia Pertengahan
terhadap Iklan
Dampak
Negatif:
Materialisme
|