Home Start Back Next End
  
4
Di Surakarta dan Yogyakarta keris biasa digunakan sebagai atribut keprajuritan.
Mulai dari perwira tinggi sampi prajurit –
prajurit biasa diharuskan menyandang keris
dalam upacara adat, pisowangan
(apel), ketika berperang, dan upacara lainnya. Seorang
perwira tinggi bisa menyandang 3 keris sekaligus untuk atribut keprajuritannya.
2.
Keris sebagai kelengkapan busana adat.
Keris merupakan salah satu kelengkaan busana adat baik di Jawa bahkan sampai
keluar Pulau Jawa. Biasa dipakai pada upacara adat, ketika menghadap raja, perkawinan,
dan lain sebagainya. 
3.
Keris sebagai senjata.
Fungsi ini adalah fungsi yang paling dangkal dan paling dasar dalam sebuah
adat terutama adat jawa. Keris tergolong sejanta ruket atau senjata perkelahian jarak
dekat. Contohnya dalam perang melawan Belanda di Bali dalam Perang Puputan dan
Klungkung pada abad ke – 20.
4.
Keris sebagai alat hukuman mati.
Ketika para Raja masih berkuasa di Pulau Jawa beratus –
ratus tahun yang
lalu, keris biasa juga digunakan untuk mengeksekusi kriminal kerajaan. Biasanya
menggunakan keris keraton. Keris itu ditusukkan dari punggung dibawah tulang
belikat hingga menembus jantung dan dada.
5.
Keris sebagai Wakil Pribadi.
Dalam upacara perkawinan adat Jawa, apabila seorang calon mempelai pria
tidak dapat hadir karena sakit atau berhalangan akibat tugas Negara, maka upacara
perkawinan antara sang mempelai pria dan wanita tetap bisa berlangsung dengan
catatan saang mempelai pria diwakilkan oleh keris nya. Tetapi adat ini sudah jarang
dilakukan.
6.
Manifestasi Falsafah.
Suku Jawa tergolong gemar berfalsafah dan berolah batin. Oleh karena itu
bentuk – bentuk keris dan perlengkapannya hamper selalu dikaitkan dengan berbagai
nilai falsafah.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter