Home Start Back Next End
  
5
7.
Keris sebagai Atribut Utusan Raja.
Apabila seorang mendapat tugas dari Raja, misalnya untuk mewakilinya hadir
dalam suatu penting atau tugas kenegaraan yang berat dan mengandung resiko, maka
kepada orang tersebut dipinjamkan salh satu keris milik Raja, yang bobot spritualnya
sepadan dengan tugas yang diberikan.
8.
Keris sebagai Lambang Persaudaraan dan Perkawinan.
Cinderamata yang dianggap paling bermakna pada zaman dulu adalah keris.
Karena itu para pejabat Negara Republik Indonesia biasanya menggunankan keris
sebagai tanda mata bagi sesame pejabat dari negara sahabat.
2.1.4
Pentingnya Keris bagi Masyarakat Jawa.
Perkembangan budaya keris selalu berjalan seirang denga meningkatnya penghayatan
terhadap keberadaan keris itu sendiri dalam tata niali kehidupan pada zaman itu. Dalm
masyarakat Jawa, keris adalah lambing pelengkap jati diri seorang lelaki dewasa. Mengutip
dalam bukunya (Sir Thomas Stamford Raffles, The History of Java,
1830), menulis :
“….seorang lelaki Jawa yang tidak menyandang keris ibarat telanjang…” senada dengan
kalimat itu ada pula semacam pegangan hidup yang mengatakan bahwa seorang lelaki jawa
belum lengkap hidupnya bilamana belum memiliki curiga (keris), turangga (kuda), wisma
(rumah), wanita (istri) dan kukila (burung).
2.1.5
Keris dan Bagian – bagiannya.
Menurut penelitian dan observasi yang penulis lakukan di Museum Pusaka, Taman
Mini Indonesia Indah, berikut adalah bagian – bagian keris.
a.
Jejeran.
Jejeran (istilah Surakarta) atau deder (Yogyakarta) atau hulu keris banyak
macamnya, terbuat dari kayu, tulang, tanduk, atau gading. Tetapi yang paling banyak
dijumpai adalah dari kayu.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter