14
Pada masa ini, regulasi emosi
di dalam dan melalui
interaksi sosial
dengan
teman sebaya diusulkan sebagai
tugas perkembangan
utama remaja (Allen & Manning;
Allen
&
Miga, dalam Kivisto, 2011), dengan demikian fondasi regulasi emosi yang
telah terbentuk dari lingkungan pengasuhan utama yaitu orang tua akan menentukan
sukses atau tidaknya hubungan baru individu dengan teman sebayanya tersebut
(Kivisto, 2011).
E.
Fase ke lima : usia dewasa (adulthood)
Cartensen (seperti dikutip dalam Holodynski, 2006) menyatakan bahwa fungsi
kemampuan regulasi emosi tidak menurun atau masih dapat bertahan hingga usia lanjut.
Cartensen juga menyatakan bahwa optimalisasi kemampuan regulasi emosi terjadi
seiring meningkatnya usia, maka individu pada fase ini menunjukkan kemampuan
meregulasi emosi negatif yang lebih baik daripada fase sebelumnya dan berupaya
mempertahankan emosi positif yang dirasakan.
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Regulasi Emosi
Menurut Fox dan Calkins (2003), terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi
regulasi emosi individu, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik
meliputi temperamental disposision, keterampilan kognitif, dan kematangan sistem
saraf dan sistem fisiologis individu yang terlibat dalam proses regulasi emosi (Calkins,
1994; Fox, 1994; Fox, Henderson & Marshall, 2001, dalam Fox & Calkins, 2003).
Faktor ekstrinsik meliputi ekspektasi budaya terhadap emosi yang ditampilan, hubungan
individu dengan saudara dan peers, dan lingkungan pengasuhan atau keluarga (terutama
dari orang tua sebagai primary caregiver) (Fox & Calkins, 2003). Orang tua merupakan
faktor ekstrinsik yang paling berpengaruh terhadap bagaimana anak mempelajari cara
mengelola emosinya (Shelleby, 2010).
Morris dkk (2007) menyatakan bahwa orang tua dapat mempengaruhi regulasi
emosi anak melalui tiga cara utama. Pertama, emosi dapat dipelajari melalui observasi,
mencakup parental modeling, social referencing, dan emotion contagion. Kedua,
regulasi emosi dapat dipengaruhi oleh perilaku orang tua yang diasosiasikan dengan
sosialisasi emosi seperti parental emotion coaching dan parental reactions to emotions.
Ketiga, iklim emosional orang tua yang dipengaruhi oleh attachment dengan anaknya,
pola asuh, dan hubungan perkawinan.
|