![]() Indikator
yang digunakan
untuk
mengukur tingkat produktivitas
terminal dalam
melakukan proses bongkar muat adalah:
1. Box
Crane
per
Hour
(BCH)
yaitu banyaknya box peti kemas
yang dilaksanakan
oleh satu buah crane dalam waktu 1 (satu) jam. Indikator ini lebih ditujukan untuk
kepentingan pihak internal terminal.
2. Box Ship
per Hour
(BSH)
yaitu banyaknya box peti kemas
yang
mampu
dibongkar dan/atau dimuat oleh pihak terminal terhadap satu buah kapal dalam
waktu satu jam. Indikator
ini
lebih ditujukan untuk kepentingan pihak pelayaran,
karena
semakin
tinggi
BSH
berarti
waktu
pelayanan
menjadi
semakin
pendek
yang
tentu
saja
akan
mempengaruhi turn-around time
dan mengurangi ongkos
sandar kapal.
3. Turn
Round
Time
(TRT)
merupakan
waktu
yang diperlukan oleh sebuah kapal
dalam melakukan
proses
bongkar
muat
peti
kemas,
mulai
dari
saat
datang
ke
terminal hingga keluar dari terminal.
4. Berth
Ocupancy
Ratio
(BOR)
adalah
indikator
pemanfaatan
dermaga
(berth);
yang
dihitung
dengan
membagi
jumlah berthing
time (selang waktu yang
diperlukan
untuk
bongkar
muat)
dengan
dua
kali
jumlah
jam
dalam
satu
tahun.
Semakin tinggi
nilai BOR
(dalam satuan presentase), semakin tinggi pemanfaatan
dermaga.
Kaitan antara BCH, BSH, dan TRT adalah:
Dengan
meningkatnya
BCH,
maka
peluang
untuk
meningkatkan
BSH
menjadi
semakin besar.
|