Home Start Back Next End
  
31
Gan  et  al  (2006)  menganalisa 
hubungan  antara  makroekonomi 
dengan
indeks saham Selandia Baru NZSE40 periode Januari 1990 sampai dengan Januari
2003   dengan   menggunakan  
uji   Johansen's  
Maximum   Likelihood  
dan   Uji
kausalitas
Granger
untuk
menentukan
apakah
Indeks
Saham Selandia
Baru
merupakan  indikator  utama  untuk  variabel  makroekonomi.  Hasil  yang  didapat
dari  penelitian 
tersebut  adalah  NZSE40 
tidak 
ditentukan 
oleh  tingkat 
bunga,
jumlah
uang
beredar
dan
GDP
riil. tidak
ada
bukti
bahwa
Indeks
Saham
Selandia
Baru merupakan indikator utama untuk perubahan variabel
makroekonomi.
Mansur (2009) meneliti
hubungan
tingkat SBI
dan kurs dollar AS terhadap
indeks
harga
saham
gabungan
bursa
efek
Indonesia
periode
tahun
2000
sampai
2002.
Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
besarnya
pengaruh
dari dalam
negeri
memberikan
hasil
bahwa
secara
bersama-sama
tingkat
suku
bunga
SBI dan kurs
dollar
AS memberikan
pengaruh
yang
signifikan.
tetapi
secara
individual
menyimpulkan
bahwa
tingkat
suku bunga
SBI dalam
periode
2000
sampai
2002
ternyata
tidak
memberikan
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
indeks
harga saham
gabungan
di BEI.
Pengaruh
yang
signifikan
diberikan
oleh
kurs
dollar
AS
dan
besarnya
pengaruh  kurs
dollar
AS
terhadap  IHSG
BEI
sebesar
51,55%
dengan
arah  pengaruh  negatif.  artinya  apabila  rupiah  terdepresiasi  terhadap  dollar  AS
maka
IHSG
cenderung
akan
melemah
dan
begitu
juga
sebaliknya,
apabila
rupiah
terapresiasi terhadap dollar AS maka IHSG akan mengalami
penguatan.
Pasaribu
et al (2009)
melakukan
penelitian
mengenai
pengaruh
variabel
makroekonomi
terhadap
IHSG
periode
2000
sampai
2008,
data diamati
secara
triwulan.
Variabel
yang
termasuk
didalam
variabel
makroekonomi
yaitu
:
inflasi,
tingkat
SBI,
rata-rata
jumlah
uang
beredar,
produk
domestik
bruto,
kurs
tengah
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter