benak
konsumennya.
Perusahaan
Jasa
yang
memiliki
merek
yang
kuat
akan
mendorong
konsumen
untuk
memilih
merek
mereka
karena
menawarkan value
yang
lebih
tinggi
dan
risiko
yang
lebih
rendah.
Ada
beberapa
perbedaan
dan
persamaan dalam
strategi
membangun merek antara produk dan jasa.
Perbedaan pertama adalah dalam struktur
merek. Merek-merek untuk
produk,
ekuitas
terbesarnya adalah pada produknya
dan bukan pada
nama perusahaan. Di
sisi
lain
perusahaan
jasa
akan
memfokuskan pembangunan sebuah
merek
melalui
nama perusahaan
atau
corporate
merek.
Sebuah
bank,
biasanya
memiliki
banyak
produk
tabungan
hingga
produk-produk
untuk
kredit.
Pada
umumnya setiap
produk
dibuat
dengan
sebuah
merek
tersendiri,
walaupun
demikian
yang
paling
sering
dilakukan
adalah
dengan
melekatkan
nama dari bank
itu
sendiri sebagai payungnya atau paling
tidak sebagai endorsernya. Para
pelaku
pemasaran dari
industri
perbankan sadar
bahwa
nama
bank
itulah
yang
akan
lebih
menjual.
Merek produk
memang
memberikan pengaruh
tetapi kecil, karena sekitar 70-90%
dikarenakan merek dari bank itu sendiri sebagai corporate merek.
Perbedaan
kedua
adalah
dalam
hal
internalisasi.
Merek-merek sebuah
produk,
ekuitasnya hanya
dilihat
dalam
perspektif dengan
pelanggan
eksternal.
Selama
Konsumen
mempunyai tingkat
loyalitas
yang tinggi
pada
merek tersebut,
maka ekuitas dari
merek
itu
pun
akan
menjadi
besar
pula.
Merek
dari
sebuah
perusahaan jasa
khusunya
industri
perbankan perlu dikomunikasikan kepada karyawan. Hal
ini
menjadi sangat penting karena
karyawanlah
yang
memberikan
pelayanan
dari
jasa
tersebut.
Semakin
banyak
pelanggan
merasakan
pelayanan
yang
berkualitas
dari
petugas
gugusan
depan,
semakin
cepat
pula
|