24
II.1.5 Perkembangan Bioskop di Indonesia
Bioskop pertama di Indonesia berdiri pada Desember 1900, di Jl
Tanah Abang I, Jakarta Pusat, karcis kelas I harganya dua gulden (perak) dan
harga karcis kelas dua setengah perak.
Bioskop
jaman
dulu
bermula
di
sekitar
Lapangan
Gambir
(kini
Monas). Bangunan bioskop masa itu menyerupai bangsal dengan dinding dari
gedek dan beratapkan kaleng/seng. Setelah selesai pemutaran film, bioskop itu
kemudian
dibawa
keliling
ke
kota
yang
lain.
Bioskop
ini
di
kenal
dengan
nama
Talbot
(nama
dari
pengusaha
bioskop
tsb).
Bioskop
lain
diusahakan
oleh seorang yang bernama Schwarz. Tempatnya terletak kira-kira di Kebon
Jahe, Tanah Abang. Sebelum akhirnya hancur terbakar, bioskop ini
menempati
sebuah
gedung
di
Pasar
Baru.
Ada
lagi
bioskop
yang
bernama
Jules Francois de Calonne (nama pengusahanya) yang terdapat di Deca Park.
De Calonne ini mula-mula adalah bioskop terbuka di lapangan, yang dijaman
sekarang disebut "misbar", gerimis bubar. De Calonne adalah cikal bakal dari
bioskop Capitol yang terdapat di Pintu Air.
Bioskop-bioskop lain seperti, Elite di Pintu Air, Rex di Kramat
Bunder, Cinema di Krekot, Astoria di Pintu Air, Centraal di Jatinegara,
Rialto
di Senen dan Tanah Abang, Surya di Tanah Abang, Thalia di Hayam Wuruk,
Olimo, Orion di Glodok, Al Hambra di Sawah Besar, Oost Java di Jl. Veteran,
Rembrant di Pintu Air, Widjaja di Jalan
Tongkol/Pasar Ikan, Rivoli di
|