11
2.1.3.2 Panas
Hidrasi
Reaksi
hidrasi
membebaskan panas
yang
disebut
panas
hidrasi.
Pada
konstruksi beton,
panas
hidrasi
tidak
dapat
dilepaskan ke
udara
karena
konduktivitas beton
yang
kecil.
Akumulasi
panas
dapat
meretakkan
konstruksi.
2.1.3.3 Setting
dan
Hardening
Penambahan air
pada semen
mula-mula akan
membentuk suatu pasta semen.
Dalam
jangka
waktu
tertentu
pasta
tersebut
akan
mengalami setting
atau
pengerasan.
Ada
dua
teori
yang
menerangkan tentang
sifat-sifat
pengerasan
semen, yaitu;
a. Crystaline Theory.
Teori
ini
menerangkan bahwa sifat
mengerasnya semen (
pasta
semen
)
bergantung kepada pertumbuhan kristal-kristal yang terbentuk.
b. Gel atau
Colloidal
Theory.
Sifat
pasta
semen
dapat
dianggap larutan
yang
lewat
jenuh
dari
persenyawaan
yang
terhidrasi,
lama-kelamaan akan
mengumpal
membentuk
massa
yang
amorphous,
disebut
gel.
Setelah
kering
gel
ini
mengeras menjadi beton.
2.1.3.4 Hubungan antara
kekuatan dan
komposisi
semen
Kekuatan
tekan
adalah
kemampuan untuk
menahan
suatu
beban.
Semen
dengan
kadar
C3S
tinggi
akan
memberikan kekuatan
tekan
awal
yang
besar
sedangkan
C2S
akan
memberikan kekuatan
awal
yang
tinggi
untuk
waktu
yang lama. Untuk selanjutnya C3A dan C
4
AF tidak begitu berpengaruh.
|