18
3)
Received -
Value Pricing
(Penetapan
harga
berdasarkan
nilal yang
dipersepsikan}
Semakin
banyak
perusahaan
yang
mendasarkan harga
mereka
pada
nllai
yang
dirasakan (Perceived
Value} dari
produk.
Mereka
melihat
persepsi
nilai
pembeli, bukan
biaya
penjual
sebagai
l<unci bagi penetapan
harga. Mereka
menggunakan
variabel non
harga
ini
dalam bauran pemasaran
untul<
membangun nilai yang
dirasakan
dalam
benal<
pembeli. Harga
dltetapkan
untuk
mencerminkan nilai yang
dirasakan
tersebut.
4)
Value
Pricing
(Penetapan
harga
nilai)
Dalam tahun-tahun
belakangan
lnl,
beberapa
perusahaan
telah
menghadapi
penetapan
harga
berdasarkan nilai (Value Pricing) dimana
mereka
menetapkan
harga
rendah
bagi penawaran
bermutu
tinggi/berkualitas,
penerapan
harga
nilal
menyatakan bahwa
harga
harus
mewakili
suatu
penawaran bemilai
tinggi
bagi l<onsumen.
Value Pricing tidal< sama
dengan Perceived - Value Pricing. Metode yang
terakhir
benar-benar
merupakan filosofi
penetapan harga
"
More For
Mon1'.
Ia
menyatakan
bahwa
pemsahaan
seharusnya
menghargai
pada
satu
level
yang
mencerminkan
apa
yang
dipil<irkan
atau
dirasakan pembeli
adalah
harga
atau
nilai suatu produk. Sebalilmya,
Value - Pricing menyatakan bahwa harga
seharusnya
memmjukan tawaran yang
luar
biasa
bail<.nya bagi l<onsumen.
5)
Going- Rate
Pricing
(Penetapan
harga
sesuai tariff yang
berlaku)
Dalam
penetapan
harga
berdasarl<an tarif
yang
berlaku
(Going -Rate Pricing),
suatu
pemsahaan
mendasarkan
harganya
terutama
pada harga
pesaing
dengan
sedikit
memperhatikan biaya
atau
permintaarmya sendirl.
Going - Rate Pricing
cukup
populer. Bilamana
biaya
sulit
diukur atau
respon persaingan
bersifat
tidal<
pasti,
perusahaan merasakan
bahwa
harga
yang
berlaku
(Going Price)
memberikan soiusi yang
baik.
|