47
2. Kekuatan daya tawar-mewawar
pemasok yang kuat.
Menurot
Porter
(1998,
p27),
pelllllSok
dapat
memanfuatkan kekuatan
tawar
menawarnya
ata.c;
para
anggota
industr.i
dcngan
menaikkan
harga
atau
menun:mkan
kualitas
hamng
dan
ja:sa yang
dijualnya.
Pemasok
yang
kuat,
karenanya,
dapat
menekan
kemmnpulabaan
suatu
imlustri
yang
tidak
dapat
mengimbangi
kenaikan
biaya dcngan mooaikkan harganya sendiri.
3.
Kckuatan daya tawar-menawar pembeli yang kuat.
Menurut
Porter
(1998, p24),
pembe!i
atau
pdanggan
dapat
juga
menekan
harga,
memmtut
kuditas
Iebih
tinggi
atau
pelayanan
yang
!ehih
banyak,
dan
mengadu
domba
esama
anggota industri. Semua llll
dapa.t
memmmkan
profitabilitas industri.
4.
Ancaman
produk substitusL
Menurut
Porter
(1998,
p23),
dengan
menetaplam
batas !narga
tertiuggi,
pmduk
al:au
jasa
substitusi
membatac;i
potensi
suatu
illdu.slri.
Jika
industri
tidak
mampu
meningkatkan
kualitas
produk
atau
mendiferensiasikannyalaba
dan
pertumbuhan
industri
dapat
temncmn.
Makin atr.iktif
saling
tukar harga-.kineija
yang
dijanjikan
pmduk subs11itus.i, makin bentt
tekanan yang
dlalami
potcnsi laba industri.
5.
Persaingan
di antara para anggota industri.
Menurut
Porter
(1998, p17),
persaingan
di
kalangan anggota
induslri
teriadi
dengan
rne.rcka berebut posisi dengan rnenggunakan
taktik seperti
pcrsah1gan
harga,
introJuksi produk,
dan
pernng
ildan.
Persaingan
terjadi
karcna satu
atau lehih
pesaing
merasakan
tekamm atau mclihat peluang lliLtuk mempcrbaiki posisi mereka.
|