Home Start Back Next End
  
13
antisocial,
namun bedanya pada penderita schizoid
ia tidak
menarik diri secara ekstrim
dengan mengucilkan dirinya sama sekali dari lingkungannya.
2.1.2 Gangguan Kepribadian Border-line (Border-line Personality Disorder)
Gangguan ini berada di perbatasan antara gangguan neurotik dan psikotik dengan
gejala-gejala
afek,
mood,
tingkah
laku
dan
self-image
tidak
stabil
yang
sangat
berat
dalam tingkah
laku,
emosi,
identitas,
dan
hubungan-hubungan
antarpribadi,
Semiun
(2006:22). Penderita
ini biasanya ditandai dengan mood
yang selalu berubah-ubah, pada
suatu 
waktu 
ia 
dapat 
begitu 
banyak 
memberikan 
pendapat 
(secara 
positif), 
lalu
mendadak tampak depresi, kemudian di
waktu yang lain tiba-tiba dia mengeluh tentang
perasaannya. Individu ini juga tidak tahan atau tidak dapat hidup apabila berada
sendirian, emosi
marahnya berdaya kuat dan bersifat destruktif sehingga
dalam tekanan
keadaan tertentu, menyakiti diri sendiri adalah cara untuk mengekspresikan kesepian dan
keputusasaan
dalam jiwanya,
Gunadi
(2002:253).
Pada
umumnya
orang
dengan
kepribadian
borderline
dibesarkan
oleh
orangtua
yang
kurang
memberikan
kehangatan
kasih sayang yang berkesinambungan, mereka hanya
menerima
perintah
yang
bersifat
otoriter dan
hal
ini
yang menyebabkan ketika mereka
memiliki relasi dengan orang
lain,
mereka akan cenderung menuntut sesuatu yang tidak pernah mereka dapatkan yaitu
pengertian dan kasih sayang yang porsinya tidak wajar.
Secara
umum dapat
dijelaskan bahwa
individu
dengan
gangguan
kepribadian
borderline   menampilkan   perasaan   kesepian   yang   kronis,   impulsifitas,   self-abuse
tindakan menyakiti diri sendiri seperti memotong
urat
nadi
sendiri,
meminum
racun,
hingga
percobaan
bunuh
diri
yang
manipulatif
dan
sangat
menuntut
keterlibatan
dari
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter