Home Start Back Next End
  
10
memberikan
perhatian
pada
konsep-konsep
psikologis
seperti
pengetahuan latar,
kepercayaan, dan
harapan. Dalam pragmatik
wacana, kita
tidak dapat
menghindar
untuk
menggali apa
yang
ada
dalam
pikiran
penutur atau
penulis,
karena
di
dalamnya ada
keterkaitan antara
tuturan
dan
teks
yang
tidak
bisa
diterka
sebelumnya. Karena
dalam
wacana berkaitan dengan koherensi, pengetahuan latar belakang, dan skema budaya.
Secara
umum,
apa
yang
ada
dalam
benak
pemakai
bahasa
sebagian
besar
adalah
suatu asumsi koherensi, yaitu apa
yang dikatakan atau dituliskan
mengandung arti sesuai
dengan
pengalaman
normal
mereka.
Kemudian,
pengetahuan latar
belakang
yang
dimaksud
di
sini
adalah
pengalaman-pengalaman lama
yang
kita
gunakan
untuk
menafsirkan
pengalaman-pengalaman baru.
Lalu,
skemata
budaya
adalah
struktur
pengetahuan
latar
belakang
kita
ketika
kita
mengartikan
apa
yang
disampaikan
oleh
orang
lain,
dan
akan
ditentukan secara
budaya.
Setiap
orang
memiliki
pengetahuan
budaya
yang
berbeda-beda. Terkadang
sesuatu
yang
baik
dalam
skema
seseorang
(struktur
pengetahuan sebelumnya
yang
ada
di
dalam
ingatan
seseorang)
dapat
berarti
jelek dalam skema
orang
lain. Oleh karena itu dalam kajian
kalimat
yang berhubungan
dengan
ungkapan
(Irai
Hyougen)
akan
bersentuhan dengan
unsur
koherensi,
latar
belakang dan skema budaya.
2.2 Tinjauan Kalimat secara Umum
Menurut Suhendar
(1992:266), kalimat
merupakan
bagian bahasa
yang
mengandung
pikiran
yang
lengkap.
Dalam
bentuk
bahasa
lisan,
kalimat
merupakan deretan
bunyi
bahasa
yang
lengkap
dengan
lagu,
jangka
waktu,
dan
perhentiannya. Dalam
bentuk
bahasa
tulis,
kalimat
merupakan
deretan
huruf
atau
kata
yang
dimulai
dengan
huruf
besar dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . ), tanda Tanya ( ? ), atau tanda seru ( ! ).
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter