18
1.
Mendefinisikan strategi
bisnis
secara jelas
Memfokuskan
pada
implementasi strategi daripada
hanya memfokuskan
pada
isi
strat< ginya
sendiri
sehingga
pemimpin
senior
sumber
daya
manusia
dapat
memfasilitasi
diskusi mengenai
bagaimana
mengkomunikasikan
sasaran perusahaan
melalui
organisasi.
2.
Bangun
sebuah
kasus
bisnis
untuk
SDM sebagai aset
strategis
Didalam membuat
kasus
bisnis
perlu dilakukan
penelitian
untuk mendukung
rekomendasi
perumusan
kasus
tersebut, hasil
penelitian
menunjukan
bahwa sukses
atau
tidaknya
perusahaan ditentukan
oleh bagaimana mengimplentasikan strategi
secara
efektif, bukan
isi dari
stratregi
itu
sendiri.
3.
Ciptakan
peta
strategi
Kejelasan
strategi
organisasi
mentapkan
langkah-langkah
untuk
pelaksanaan
strategi.
Dikebanyakan
organisasi,
nilai
pelanggan
(customer
value) tercakup
didalam
produk
dan jasa
yang
dihasilkan organisasi sebagai suatu
hasil yang
komleks
dan
proses
kumulatif
yang
disebut
Michael
Porter
(1985)
sebagai "value
chair!'. Semua organisasi
memiliki value chain
walaupun itu
belum
diartikulasikan,
dan
sistem pengukuran
kinerja organisasi
harus
memperhatikan setiap
hubungan didalam
rantai
itu.
4.
Identifikasi HR deliverable di dalam
peta
strategi
Memaksimalkan value
membutuhkan
pemahaman
dari
berbagai
sisi
yang saling
berhubungan. Bila manajer sumber
daya
manusia
tidak
memahami aspek
bisnis, maka
para
manajer tidak
akan
menghargai bagian
sumber
daya
manusia
tersebut. Dalam
hal
ini
menetapkan apa
yang
dapat
mendukung
kinerja perusahaan
seperti
yang
ditentukan
dalam
peta strategi dan berusaha
fokus pada
tingkah
laku stratejik
yang
memperluas
fungsi kompetensi, reward,
dan tugas organisasi.
Misalnya: perusahaan
memutuskan
bahwa
stabilitas
karyawan
atau
rendahnya turnover
(enables)
dapat
meningkatkan perputaran waktu
(life cycle)
bagian
R&D
(high
performance drive!').
|