10
Sebelum
penulis
menjelaskan
keishiki
meishi,
penulis
akan
terlebih
dahulu
menjelaskan meishi.
Dalam skripsi Atmajayanti (2008:9), Murakami dalam Sudjianto dan
Dahidi (2004:156) menyimpulkan bahwa meishi
1. merupakan jiritsugo.
2. tidak mengalami perubahan bentuk (konjugasi).
3. dapat
membentuk bunsetsu (frase) dengan ditambah partikel ga, wa, o, no, ni
dan sebagainya.
4. dapat menjadi subjek.
5. disebut juga taigen sebagai lawan yougen.
6. dilihat dari
sudut pandang artinya dapat dibagi
menjadi empat
macam,
yakni
futsuu meishi, koyuu meishi, daimeishi, dan suushi.
Sehubungan dengan poin
nomor enam
tersebut, Sakakura dalam Cahyadi
(2009:14) membagi meishi menjadi empat jenis. Pembagian meishi tersebut
yaitu:
1. Futsuu meishi (????), yaitu nomina yang menyatakan nama-nama benda,
barang, peristiwa, dan sebagainya yang bersifat umum, misalnya:
Kaban, kutsu, terebi, hon.
2. Keishiki meishi ( ????), yaitu nomina yang menerangkan fungsinya
secara formalitas
tanpa memiliki
hakekat
atau arti
yang
sebenarnya sebagai
nomina, misalnya:
Koto, mono, wake, bakari, hodo, gurai.
|