Home Start Back Next End
  
12
Pandangan
kedua
disampaikan
sekitar
tiga
puluh
tahun
lalu
saat
revolusi
psikologi
kognitif
terjadi.
Ditegaskan
oleh
Aaron
T.
Beck
(dalam
Seligman,
2002),
pakar
teori
terkemuka 
tentang  terapi
kognitif,  bahwa  
emosi
selalu
ditimbulkan
oleh
kognisi,
bukan
sebaliknya.
Pikiran
tentang
hal negatiflah
yang
kemudian
menciptakan
emosi negatif.
Contohnya:
pikiran
tentang
bahaya
menimbulkan
ketakutan,  pikiran  tentang  kehilangan  menimbulkan 
kecemasan.  Pada  individu
yang
mengalami
depresi
pikirannya
didominasi
oleh interpretasi
negatif
yang
berujung
pada pemunculan
emosi negatif.
Dua
pandangan
yang
sangat
berbeda,
namun
ditemukan
bahwa
ternyata
keduanya
terkadang
saling berganti
peran (Seligman,
2002).Interpretasi
individu
tentang
apa
yang
terakhir
dia rasakan
dari
pengalamannya
merupakan
faktor
penting 
dalam 
menanggapi   apa 
yang 
dialaminya.   Poin 
terpentingnya   agar
individu  mampu  melalui  masa
lalu
dengan  EP
adalah
memiliki  kepuasan  akan
masa lalu dan tidak terpenjara
didalamnya.
Pemahaman
negatif
dan
penghayatan
yang
tidak
memadai
tentang
masa
lalu
merupakan
kunci
EN
pada
masa
lalu.
Terlalu
menekan
peristiwa
buruk
juga
merupakan   biang 
keladinya.   Ada     dua 
cara 
untuk 
membawa 
emosi-emosi
tentang  masa
lalu
ini
keranah  kelegaan  dan
kepuasan. 
Memiliki  EP
bersyukur
dan
EP
memaafkan
adalah
cara
yang
paling
menjanjikan.
Bersyukur
menambah
penghayatan 
dan 
pemahaman 
terhadap 
peristiwa 
baik 
pada 
masa 
lalu 
dan
menulis
ulang
sejarah
dengan
disertai
rasa
maaf
dan
kegetiran
peristiwa
buruk
(dan bahkan
bisa mengubah
kenangan
buruk menjadi
kenangan
indah).
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter