32
ekologi, penyediaan lapangan kerja, dan iklan yang harmonis dengan
lingkungan sekitar dan norma sosial).
Berbeda dengan sebagian besar penawaran produk fisik yang
menggunakan merek dalam berbagai bentuk, penawaran jasa cenderung lebih
terbatas dalam hal penggunaan merek
sebagai basis utama diferensiasi
produk. Yang paling banyak dijumpai adalah proses pemberian merek
(branding) yang lebih berfokus pada citra korporasi penyedia jasa menurut
Tjiptono. (2007:95)
2.5.1
Brand image (Citra Merek)
Di dalam jurnal (Ogba dan
Tan, 2009)
yang berjudul Exploring the
impact of brand image on customer loyalty and commitment in China, citra
merek mewakili persepsi beralasan atau emosional yang konsumen
hubungkan pada merek-merek tertentu Low dan Lamb (2000:352).
Sekumpulan kepercayaan yang dipegang konsumen tentang merek tertentu,
berdasarkan atribut-atribut intrinsik dan ekstrinsik dari penawaran pasar
menghasilkan persepsi kualitas dan kepuasan konsumen (Aaker, 1994;
Garcia Rodriguez dan Bargantinos, 2001).
Brand
image
ialah apa
yang customer
pikir atau rasakan ketika mereka
mendengar atau melihat nama suatu merek atau pada intinya apa yang
customer
telah pelajari tentang merek. Brand
image
disebut juga memori
merek yang skemati, berisi interpretasi pasar sasaran tentang atribut atau
karakteristik produk, manfaat produk, situasi penggunaan dan karakteristik
pemasar menurut Supranto dan Limakrisna (2007:132). Menurut Keller
(2003)
adalah anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang
berpegang pada ingatan konsumen. Sedangkan pengertian brand image
menurut Kotler dan Armstrong (2001:225) yaitu, seperangkat keyakinan
konsumen mengenai merek tertentu.
Menurut Sitinjak dan Tumpal
(2005)
dalam tulisannya yang berjudul
Pengaruh Citra Merek dan Sikap Merek Terhadap Ekuitas Merek dalam
jurnal manajemen merek mengutarakan bahwa, citra merek merupakan
bentuk holistik untuk semua asosiasi merek yang berkaitan dengan merek.
Brand
image
merupakan aspek yang sangat penting dari merek, citra dapat
|