20
wisata kuline r yang menguta makan pendidika n dan pe latihan.
Awal 2007, ICTA mulai menyedia kan berbagai layanan
konsulta si wisata kuliner. Konsultasi terutama untuk solusi
terhadap peningkatan permintaan kuliner pada industri pariwisata,
selain pemberian konsulta si pada bidang kepemimpinan dalam
pengembangan dan pemasaran wisata kuliner. Tahun sebelumnya,
para akademisi pariwisata seluruh dunia telah mengadakan
penelitian terhadap wisata kuliner. Be rbagai penelitian wisata
kuliner menemukan hal-hal ya ng menarik dalam perkembangan
industri pariwisata. Wisata kuliner menjadi se buah industri ma sa
depan industri pariwisata. Bahkan, Lucy Long seorang peneliti
dari Univ ersity Bowling Green, Ohio telah mencetuskan wisata
kuliner pada 1998. Kegiatan wisata kuline r memang dipaparkan
oleh Long, L. M. pada tahun 2006 dalam bukunya Culinary
Tourism. Kegiatan wisata kuliner meliputi kegiatan mencicipi
makanan di restoran-restoran e tnik, mengunjungi fe stival
makanan, mencoba makanan pada saat melakukan perja lanan
wisata da n juga memasak di rumah.
Kuliner memiliki potensi cukup besar. Menurut laporan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan, bisnis oleh-ole h di ja lanan
saat ini, mengalami kena ikan sebesar 20%-25%. Pertumbuhan
ekonomi secara umum hanya mengala mi kenaikan dengan kisaran
3%. Karena itu pakar ekonomi optimis dalam tahun-ta hun ke
depan, pusat jajanan akan semakin cerah. Kini kegiatan masa k-
memasak tidak dipandang sebagai pekerjaan rumah tangga. Tidak
harus perempuan yang merac ik berbagai bumbu dan sayuran.
Kesuksesan para pebisnis di bidang kuline r membuka celah ba ru
bagi pa ra peminat kuliner dan calon wirausahawan yang bergerak
di bidang makanan/masakan. Kata-ka ta Wisata Kuliner dengan
sendirinya membuktikan bahwa segala hal yang be rhubungan
dengan masak-mema sak dan kuliner mendapat perhatian
tersendiri di kalangan masyarakat. Beragam acara te levisi dan
artikel majalah be rlomba-lomba membahas segala yang unik
|