2. Menganalisa proses. Menentukan efisiensi dan efektivitas dari proses. Pada tahap ini,
metode peningkatan yang tepat perlu diidentifikasi.
3. Meningkatkan
proses.
Plan-Do-Study-Act
(Merencanakan-Mengerjakan-
Mempelajari-Bertindak) digunakan sebagai pendekatan untuk meningkatkan proses.
4. Menenerapkan perubahan. Membuat penyesuaian-penyesesuaian yang diperlukan.
5. Menstandarkan dan memonitor. Melacak kinerja, mengawasi proses dan peningkatan
secara terus-menerus.
2.2.2. Tahapan PQM
Beamon (1998) menerapkan teori peningkatan proses DeToro dan Tenner tersebut di atas
untuk
mendukung
risetnya
mengenai
penjembatanan kesenjangan antara analisa sistem
supply chain dan
kontrol kualitas dengan
mengembangkan Process Quality Model
(PQM).
PQM
digunakan
Beamon
untuk
assesment,
peningkatan
dan
kontrol
kualitas
pada
sistem dan
subsistem supply
chain,
membantu
mengidentifikasi
masalah,
dan
menyajikan
kerangka
kerja
untuk
peningkatan
secara
terus-menerus
sistem suply
chain.
Khususnya, PQM pada supply chain untuk menjawab pertanyaan berikut:
a)
Aspek kualitas mana yang harus diukur?
b)
Bagaimana aspek kualitas ini diukur?
c)
Bagaimana
hasil
pengukuran
ini
digunakan
untuk
mengevaluasi,
meningkatkan
dan mengontrol kualitas sistem supply chain secara keseluruhan?
Beamon mengembangkan PQM yang terdiri atas tujuh modul yang terintegrasi. Kerangka
dasar PQM dapat dilihat pada Gambar 2.8.
|