Home Start Back Next End
  
26
Cineplex
tidak
hanya
menjamur
di kota
besar,
tetapi
juga
menerobos
kota
kecamatan
sebagai
akibat
dari
kebijakan pemerintah yang memberikan
masa 
bebas 
pajak 
dengan 
cara 
mengembalikan 
pajak 
tontonan 
kepada
"bioskop depan". Akibatnya, pada tahun 1990 bioskop di Indonesia mencapai
puncak kejayaan: 3.048
layar. Sebelumnya, pada tahun 1987, di seluruh
Indonesia terdapat 2.306 layar.
II.1.6 Sejarah Singkat Blitz Megaplex
Blitz  Megaplex  didirikan  berangkat  dari  pengalaman  pribadi  CEO
Blitz
Megaplex,
David Hilman,
karena
kekecewaannya
setiap
pergi
nonton
film.
Pencarian
parkir
yang
susah
dan
antrian
yang
panjang
dalam bioskop
demi   selembar   tiket   mengilhami   David   Hilman   dan   rekannya   untuk
mendirikan
jaringan
bioskop
dengan
konsep
baru.
Selain
itu
variasi
film dan
waktu
tayang
film yang
sedikit
yang
menyebabkan
terlewatnya
kesempatan
mencari hiburan menonton juga menjadi alasan utama.
Direktur  utama  Blitz  Megaplex,  Ananda  Siregar,  melihat  peluang
pasar   terbuka   lebar   dari   terbatasnya   pilihan   hiburan   di   luar   rumah
dibandingkan hiburan yang besar di kalangan masyarakat, khususnya generasi
muda 
yang 
berakhir 
pekan 
di 
luar 
rumah. 
Bila 
dibandingkan 
dengan
Singapura yang memiliki empat pengelola bioskop dengan jumlah penduduk
yang hanya sekitar tiga juta orang dan Kuala Lumpur dengan lima pemain
jaringan bioskop besar dengan
jumlah penduduk sekitar dua sampai tiga
juta
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter